Mengenai Saya

Foto saya
Lumajang, jawa timur, Indonesia
manaf adalah seorang pengembara yang terlahir 25 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 07 april 1983

Sabtu, 21 Februari 2009

Jumat, 14 November 2008

Jumat, 09 Mei 2008

Bener Nggak sih Kenaikan Harga BBM Bikin Orang Miskin>?

Saat ini sedang ramai diributkan isu kenaikan BBM untuk kedua kalinya dalam tahun ini. saya cuma ingin menegaskan bahwa kenaikan BBM bukanlah sesuatu yang bisa ditawar-tawar. Jika kita ingin Indonesia bangkit, maka subsidi BBM perlu dihapus! Itulah beberapa patah kata yang sempat di tulis www.priyadi.net.

Kalau di pikir-pikir memang iya, bayangkan saja, gara-gara kabar kenaikan BBM respon orang yang meng - atas namakan rakyat begitu keras. Sampai akhirnya berdemolah, protes lah dan lain sebagainya. Padahal jika kita mau memanfaatkan waktu yang sempit ini dengan bekerja keras dan mencari rizkinya ALLAH SWT. saya yakin kenaikan BBM itu tidak ada artinya daripada demo berhari-hari menelantarkan anak dan istri. Kecuali demonya itu bisa di kategorikan termasuk mencari rizkinya Allah (demo pesanan).

Kenaikan harga BBM adalah hal yang niscaya tidak perlu untuk di tawar-tawar lagi, mengapa demikian? Yang pertama; minyak adalah kekayaan alam yang tidak dapat di perbaharui, akan tetapi manusia hanya bias untuk menyiasati saja agar tidak gabis. Ke dua; kebutuhan Indonesia terhadap minyak itu lebih besar dari pada tersedianya minyak yang ada, jadi mau tidak mau, Indonesia harus mengikuti Negara yang mempunyai minyak. Ketiga: sementara minyak Indonesia tidak mencukupi kebutuhan, tidak adanya pengelolaan minyak dalam negeri seefisien mungkin, udah tidak cukup boros lagi, itu kan logika yang keliru bukan? Apa lagi minyak dalam negeri di lempar ke luar negeri…

Yang perlu di permasalahkan dalam persoalan ini adalah mekanisme kenaikan harganya, dampak kenaikan harga minyak dengan kemiskinan, kesejahteraan dan tetek bengeknya itu. Masalah kemiskinan itu tidak bisa di ukur dengan harga minyak. Buktinya……semakin tinggi harga BBM, semakin banyak kendaraan bermotor dijalan-jalan. Bahkan yang berpenghasilan dibawah 450.000,- pun memiliki kendaraan yang berbahan bakar itu. Ini fenomenal kan? Artinya, bukan kenaikan harga BBM sebetulnya yang menjadi permasalahan berikutnya, akan tetapi bagai mana cara membeli BBM tersebut.

Sangat sederhana sekali, jika mempunyai uang, mustahil mempersoalkan kenaikan harga BBM, nah masalah berikutnya adalah Indonesia adalah tempat yang sangat sulit untuk mencari dan mendapatkan uang,jadi tidak heran banyak orang Indonesia lari ke luar negeri. Toh bukan masalah kenaikan harga BBM kan?

Jika Negara hari ini mampu mensubsidi usaha menengah kebawah termasuk home industri, saya pikir seluruh rakyat Indonesia sejahtera. Itulah sedikit konsep jalanan yang pernah penulis dengar. Artinya bukan mensubsidi pertamina.

Pertanyaanya kamudian adalah, mengapa kenaikan harga BBM itu di permasalahkan? Padahal semuanya sudah jelas, kenaikan harga BBM dengan kemiskinan, kesejahteraan itu tidak ada hubungannya. Atau jangan-jangan, ribut karena tidak dapat jatah anggaran lebih?

Satu persoalan indo nesia tidak pernah sukses dalama misinya, yaitu, pemerintah tidak pernah konsisten bin istikomah dengan apa yang telah di rencanadkan. Lihat saja, kasus korupsi misalnya, penanganan korupsi menimbulkan korupsi baru bahkan lebih besar dari yang ditangani. Lucu kan?